Tema postingan kali ini dalam rangka posting kolaborasi yang diadakan TRIMANTRA. Tanggal 1 juli aku dan beberapa blogger serempak posting artikel di blog masing-masing menyoal masalah budaya dan moralitas.
Hal pertama yang terbersit dalam pikiranku adalah budaya malu yang telah lama dikenal dalam jati diri bangsa Indonesia. Malu yang dimaksud disini adalah malu untuk melakukan hal yang negatif. Seiring pesatnya globalisasi, rasa malu itu kian memudar. Orang udah gag malu lagi berbuat jelek. Apa ini bukti dari studi yang mengatakan kalo ke-malu-an orang Indonesia emang dari rata-rata ke bawah?
Tentang budaya lagi, ku teringat tentang isu UU pornografi yang ditolak masyarakat Bali. Aku kurang ngikutin beritanya dan gag tau perkembangannya sekarang udah ampe mana. Tapi menurut aku pribadi, pakaian adat Bali yang emang agak terbuka seharusnya gag terkena UU.
Bahkan sebelum Indonesia merdeka malah cara berpakaian orang Bali lebih terbuka. Gag ada baju. Gag ada bra. Sampai sekarang di beberapa daerah di Bali yang masih merupakan kaum Bali Aga (Bali Asli) masih mempertahankan budaya ini.
Cara berpakaian ini bukan bicara masalah mode. Tapi ini tradisi, budaya warisan leluhur yang harus dipertahankan. Negara kita kan kaya karena kekayaan keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Orang Papua dengan koteka misalnya, mereka juga punya hak untuk memakai baju kebanggaan budaya mereka.
Hanya saja moralitas manusia sekarang yang udah berubah. Dikit-dikit ngeliat sesuatu yang agak terbuka aja, uda terangsang, nafsuan. Ini yang harus disoroti. Dan dicari tau kira-kira penyebabnya apa? Bukan budaya yang telah dimiliki bertahun-tahun yang dipermak.
Kalo model busana modern yang sexy yang diciduk ya itu sih gag apa-apalah.
0 komentar:
Posting Komentar