Kisah cinta Manohara dan Tengku Fakhry yang menuai prahara dan kontroversi, akhirnya difilmkan. Seorang produser bernama Soultan Saladin, merasa tertarik untuk membeberkan kisah ini secara obyektif melalui layar lebar.
Soultan Saladin merasa kisah yang digembar-gemborkan selama ini cenderung memojokkan Tengku Fakhry. "Saya ingin orang melihatnya secara obyektif, tidak pada kejelekan satu orang saja," kata sang produser.
Saat diberi tahu soal film ini, Tengku Fakhry tak menduga kalau ada orang Indonesia yang masih mau melihat sisi baik dirinya.
"Dia (Tengku Fakhry) malah nanya, apa nggak salah? Saya kira orang Indonesia semua mau bunuh saya," kata Saladin yang menirukan komentar Fakhry.
Jika di sinetron Manohara, terkesan memojokan Tengku Fakhry dengan kisah penganiayaannya, Saladin justru melihat Tengku Fakhry dari sisi yang berbeda. "Saya tidak ingin menghakimi secara sepihak, seperti sinetron-sinetron yang sudah tayang tentang Manohara selama ini," tandas Saladin.
Untuk membuat dan merealisasikan film ini, Saladin merasa sulit mendapatkan investor. "Banyak yang sudah mau jadi investor, tapi mereka mundur teratur karena takut diancam," kata sang produser.
Menurut Saladin, Fakhry juga bilang,"Ya Allah ya Robbi, justru yang disiksa itu saya, hati saya yang disilet-silet, begitu cinta saya sama dia (Manohara), tapi balasannya malah difitnah."
Saladin yang mengikuti cerita Manohara dan Fakhry dari awal, melihat sisi lain dari seorang Tengku Fakhry.
Saladin mengatakan," Tengku Fakhry memberi dukungan penuh untuk film ini. Kami, para kru diberi kesempatan untuk melihat istana Kelantan dan mengambil gambar ruang dalam rumahnya, kamar tidur Manohara dan Fakhry serta seluruhnya. Kami juga diijinkan untuk mewawancara tukang kebun dan pengawal pribadi Fakhry."
Film yang berjudul "Prahara Cinta Sang Pangeran" ini rencananya akan tayang bulan Desember mendatang.
Sumber : showbiz.vivanews.com