Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kepedulian teman-teman terhadap postingan saya yang bertajuk Sang Guest kemarin, salah satu diantaranya adalah sebuah kiriman e-mail dari seorang sahabat semasa SMA yang sekarang berada di Tokyo. Adapun inti dari isi e-mailnya berupa sebuah cerita menarik berikut ini :
Sepasang suami isteri yang sedang berbelanja di sebuah toko souvenir mencari hadiah buat anak mereka yang akan berulang tahun.
Mereka berdua sempat kebingungan hadiah apa gerangan yang pantas buat anak gadis mereka yang sudah memasuki usia 17 tahun itu.
Sang Ayah teringat bahwa putri kesayangannya itu sangat gemar mengkoleksi boneka keramik berbagai macam bentuk. Seketika mata mereka tertuju kepada sebuah boneka keramik berbentuk Kelinci yang sangat cantik dan lucu. �Lihat yang berbentuk kelinci itu,� kata Sang Ayah kepada isterinya. �Kau benar, inilah keramik tercantik yang pernah aku lihat,� ujar Sang Isteri.
Saat mereka mendekati keramik kelinci itu, tiba-tiba keramik itu berbicara,�Terima kasih atas perhatiannya pada saya, perlu bapak dan Ibu ketahui, bahwa aku dulunya tidaklah secantik ini. Sebelum menjadi keramik cantik yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kekar dan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar".
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! berhenti ! berhenti ! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata �belum !�, lalu ia menyodok dan meninjuku berulang-ulang.Stop ! berhenti !, teriakku lagi. Tapi orang itu masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam tungku. Panas ! Panas ! teriakku dengan keras, Stop ! berhenti ! teriakku lagi. Tapi orang itu berkata �belum !�
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian dan membiarkan aku sampai dingin.
Aku pikir penderitaanku sudah berakhir. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diserahkan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Bau zat pewarnanya begitu memualkan. Berhenti ! Berhenti ! Aku kembali berteriak. Wanita itu berkata �belum !�, lalu ia menyerahkan aku kepada seorang pria dan langsung memasukkan aku ke tungku yang lebih panas dari sebelumnya.
Tolong ! Ampun ! hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis, aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku dan terus membakarku.
Setelah puas �menyiksaku� aku diletakkan disuatu tempat dan dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Betapa terkejutnya aku setelah melihat diriku. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah boneka kelinci yang cantik dan imut. Semua penderitaanku yang lalu seketika sirna tatkala kulihat diriku jadi secantik sekarang.
Perenungan dari cerita di atas :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita.
Pada saat itu, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan tetesan air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.
Marilah kita mencoba untuk merasakan kebahagian dari setiap cobaan yang diberikan oleh-Nya. Sebab cobaan yang berupa ujian yang diberikan kepada kita akan menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kita akan tumbuh menjadi sempurna dan utuh serta tidak kekurangan satu apapun.
Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, janganlah berkecil hati, karena pada dasarnya Tuhan sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan, tetapi setelah semua proses itu selesai,..... maka akan terlihat betapa cantiknya Tuhan membentuk kita.
0 komentar:
Posting Komentar