Memandang banyaknya bintang mengalir di sungai langit. Sangat jelas terlihat di desa yang belum begitu banyak penerangan lampu. Bengong.
Bingung mikirin masa depan kayak gimana nantinya. Jadi pemuda kayak gini gag enak banget rasanya. Situasi dan kondisi serta watak yang memaksa berada di posisi ini.
Gag ikut teruna-teruni. Gag kenal dengan warga sekitar. Akhirnya bikin susah berbaur. Diperparah dengan jati diri yang memang dari sononya susah bergaul. Harus dirubah sih, tapi gag tahu harus gimana? Meniru cara orang lain, tapi merasa itu bukan diriku. Bukannya gag pernah mencoba, pernah diri ini mencoba tapi tetep aja nihil. Dunia yang ditawarkan sangat berbeda dengan keinginan. Takut terjebak. Terperosok ke lubang gelam yang dalam.
Gag semua sih kayak gitu. Tapi sekecil apapun rayuan setan, itu akan sangat mudah mengalahkan seberapa banyaknya bujukan malaikat sorga. Itu yang membuat enggan dan segan untuk bergaul. Belum ada mood. Semua pasti ada waktunya tanpa dikejar.
Namun bila seseorang gag menambah pertemanan dalam hidupnya, di akhir dia akan menemukan dirinya sendirian. Seperti aku saat ini.
Gag supel. Gag luwes. Pemalu dan gag pede.
-oOo-
Aku berada di kampung sekarang. Kemarin bisa pulang kampung cepet karena gag ngajar. Adiknya lagi ada di GOR (gag tahu ada acara apa?). Jadi aku masih sempet nyuci motor di rumah dan menyembahyanginya. Kemarin Tumpek Landep. Kata orang Bali , itu hari raya / ulang tahun besi, termasuk motorku.
Dan tulisan di atas ku buat karena saat tiba di rumah, adikku mengajak aku keluar rumah buat ngumpul ama pemuda di kampung dan aku menolaknya. Belum ada minat. Dasar payah.
*) foto dicolong dari:
1.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar